makalah geografi "analisis mitigasi bencana banjir"
A.Pengertian
bencana banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi
ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh
volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan
sehingga air keluar dari batasan alaminya. Ukuran danau atau badan air terus
berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun
banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang
dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain. Banjir juga dapat
terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di
kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang
dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat
dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang
menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah
serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus
menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air
lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
B. Jenis-Jenis Bencana Banjir
Di Indonesia,
banjir adalah sebuah bencana alam yang mudah terjadi. Hal ini karena letak
Indonesia pada daerah tropis yang memungkinkan curah hujan yang tinggi setiap
tahunnya. Banjir di Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Banjir
Bandang
Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung hanya sesaat yang yang umumnya dihasilkan dari curah hujan
berintensitas tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debit
sungai naik secara cepat. Banjir jenis ini biasa terjadi di daerah dengan
sungai yang alirannya terhambat oleh sampah.
Banjir
Hujan Ekstrim
Banjir ini biasanya terjadi hanya dalam waktu 6 jam sesudah hujan lebat mulai
turun. Biasanya banjir ini ditandai dengan banyaknya awan yang menggumpal di
angkasa serta kilat atau petir yang keras dan disertai dengan badai tropis atau
cuaca dingin. Umumnya banjir ini akibat meluapnya air hujan yang sangat deras,
khususnya bila tanah bantaran sungai rapuh dan tak mampu menahan cukup banyak
air.
Banjir
Luapan Sungai / Banjir Kiriman
Jenis banjir ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sama sekali tidak
ada tanda-tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda dataran – sebab
peristiwa alam yang memicunya telah terjadi berminggu-minggu sebelumnya. Jenis
banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama. Datangnya banjir dapat
mendadak. Banjir luapan sungai ini kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan
bisa berlangsung selama berhari- hari atau berminggu-minggu tanpa berhenti.
Banjir ini biasanya terjadi pada daerah-daerah lembah.
Banjir
Pantai (ROB)
Banjir yang disebabkan angin puyuh laut atau taifun dan gelombang pasang air
laut. Banjir ini terjadi karena air dari laut meresap ke daratan di dekat
pantai dan mengalir ke daerah pemukiman atau karena pasang surut air laut.
Banjir ini biasanya terjadi di daerah pemukiman yang dekat dengan pantai.
Contoh daerah yang biasanya terkena ROB adalah Semarang.
Banjir
Hulu
Banjir yang terjadi di wilayah sempit, kecepatan air tinggi, dan berlangsung
cepat dan jumlah air sedikit. Banjir ini biasanya terjadi di pemukiman dekat
hulu sungai. Terjadinya banjir ini biasanya karena tingginya debit air yang
mengalir, sehingga alirannya sangat deras dan bisa berdampak destruktif.
C.Faktor
Penyebab Bencana Banjir
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan
aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja,
ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi
dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang
lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran
permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan
sebagiannya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi). Ada dua faktor
perubahan kenapa banjir terjadi : Pertama ,perubahan lingkungan dimana
didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan
perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri.
Berikut merupakan penyebab banjir :
Ilegal Loging
(Penebangan hutan liar)
Menurut
Yuwono (2005) pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan
meningkatkan laju erosi sebesar 10%, 60% dan 90%. Akibat dari erosi ini tanah
menjadi padat, proses infiltrasi terganggu, banyak lapisan atas tanah yang
hilang dan terangkut ke tempat-tempat yang lebih rendah, tanah yang hilang dan
terangkut inilah yang menjadi sedimentasi yang dapat mendangkalkan waduk2,
bendungan2 dan sungai2. setelah terjadi seperti itu, kapasitas daya tampung
dari saluran irigasi tersebut menjadi lebih kecil yang akhirnya dapat
menyebabkan banjir walaupun dalam kondisi curah hujan normal. Menurut Priatna
(2001) kerusakan tanah akibat terjadinya erosi dapat menyebabkan bahaya banjir
pada musim hujan, pendangkalan sungai atau waduk2 serta makin meluasnya
lahan-lahan kritis.
Bertumpuknya
sampah pada saluran air
Perilaku masyaakat yang satu ini memang sudah menjadi kebiasaan
yang susah di hilangkan, karena masyarakat memang sudah terbiasa untuk membuang
sampah di sungai ataupun selokan akibat tidak adanya lahan untuk membuang
sampah, penuhnya tempat penampungan sampah akibat banyaknya volume sampah yang
dihasilkan masyarakat ataupun kemalasan masyarakat untuk membuangnya di tempat
penampungan sampah hal inilah yang membuat warga menjadi terbiasa membuang
sampah pada saluran air yang membuat, saluran air menjadi terbuntu oleh sampah
dan berakibat meluapnya air yang seharusnya melewati saluran air menjadi meluap
akibat tidak bisa melewati saluran air tersebut yang membuat daratan sekitarnya
menjadi tergenang air.
Kurangnya
kesadaran masyarakat untuk melakukan reboisasi pada daerah / hutan yang baru di
tebangi.
Pemanfaatan kayu hutan untuk dijadikan bahan baku produksi membuat
manusia melakukan penebangan hutan, namun tidak semua penebang hutan melakukan
penebangan hutan dengan sistem tebang pilih, hal inilah yang membuat
hutan-hutan menjadi gundul dan tidak ada lagi resapan untuk air hujan yang
nantinya turun ke bumi, dan jika tidak ada lagi resapan itu maka air hujan
dengan volume banyak akan menjadikan air tersebut mneggenangi daratan dan menjadi banjir.
Tidak adanya
lagi tanah resapan
Ketidadaan tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya
meresapnya dikala hujan turun ke bumi, membuat tidak ada lagi lahan hijau
sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi
tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami
yang kemudian menyebabkan banjir.
Curah hujan yang tinggi
Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir.
Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang
terjadi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan
ini saluran-saluran yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran
permukaan dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan.
Adanya Global warming
Akibat
global warming / pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola
iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau
sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah.
Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari tahun 1900 sampai tahun
1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F dihasilkan bahwa telah
terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon, Branti, Kotaraja,
Padang, Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak (Slamet dan Berliana, 2006).
Berdasarkan kajian LAPAN (2006) banjir yang terjadi di Jakarta Januari tahun
2002, Juni 2004 dan Februari 2007 bertepatan dengan fenomena La Nina dan MJO
(Madden-Julian oscillation), kedua fenomena ini menyebabkan terjadinya peningkatan
curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut
bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir, tp juga di
sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan penyempitan saluran drainase
(sungai).
Perubahan penggunaan lahan
penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan,
ladang dll sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan
bumi menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi
apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Menurut Castro
(1959) tingkat aliran permukaan pada hutan adalah 2.5%, tanaman kopi 3%, rumput
18% sedangkan tanah kosong sekitar 60%. Sedangkan berdasarkan penelitian
Onrizal (2005) di DAS Ciwulan, penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan
aliran permukaan sebesar 624 mm/th. Itu baru perhitungan yg di lakukan pada
daerah hutan yg ditebang dimana masih ada tanah yang bisa meresapkan air. Hasil
penelitian Fakhrudin (2003) dalam Yuwono (2005) menunjukkan bahwa perubahan
penggunaan lahan di DAS Ciliwung tahun 1990-1996 akan meningkatkan debit puncak
dari 280 m3/det menjadi 383 m3/det, dan juga meningkatkan persentase hujan
menjadi direct run-off dari 53 % menjadi 63 %. Dalam makalah yang sama Yuwono
(2005) juga mengungkapkan pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan
0% akan menaikkan puncak banjir berturut-turut 12,7%, 58,7% dan 90,4%.
D.Dampak
Dari Bencana Banjir
Bencana banjir tidak dapat dihindari bila musim hujan
berkepanjangan telah melanda. Banyak dampak yang menyebabkan kerusakan dan
dapat merugikan banyak orang bila terkena musibah banjir. Oleh karena itu
perlindungan jiwa pun diperlukan bagi yang tinggal di pemukiman rawan banjir.
Berikut dampak-dampak terhadap lingkungan karena banjir :
Banjir dapat
merusak sarana dan prasarana umum
karena banjir dapat merusak bahkan
menghancurkan rumah, gedung, mobil atau angkutan umum.
Banjir dapat
melumpuhkan jalur transportasi darat.
Bila bencana
banjir datang banyak jalanan yang lumpuh dan tidak bisa dilewati oleh semua
jenis kendaraan, baik itu mobil maupun motor. Karena genangan air yang cukup
tinggi sehingga membuat motor atau mobil tidak mampu melewati daerah tersebut
dan menyebabkan jalanan tersebut lumpuh dan macet total. Selain mobil dan
motor, lalu lintas kereta api pun jadi terhambat akibat banjir.
Banjir dapat
merusak dan menghilangkan harta benda dan jiwa.
Banyak yang
kehilangan harta benda bila benca banjir datang, dan juga kehilangan berbagai
macam peralatan rumah karena banjir yang memasuki rumah terutama benda elektronik.
Yang paling berharga apabila bencana banjir ini sampai merenggut korban jiwa.
Banjir mengganggu
aktivitas sehari-hari
seperti kegiatan bekerja dan sekolah. Bencana
banjir membuat semua orang kehilangan kegiatan karena banyak sekolah yang
terkena banjir dan jalur transportasi lumpuh yang menyebabkan banyak orang
tidak dapat berangkat kekantor.
Banjir dapat
menyebabkan pemadaman listrik.
Jika bencana banjir melanda suatu tempat, maka
tempat tersebut akan terkena pemadaman listrik untuk mencegah terjadinya
musibah lain seperti listrik kornslet. Dengan tidak adanya listrik akan membuat
aktifitas terhenti.
Banjir dapat
mencemari lingkungan sekitar.
Luapan air banjir dapat membuat lingkungan
menjadi kotor akibat sampah-sampah yang menumpuk atau sampah yang tergenang
akibat banjir tersebut.
Banjir dapat
menyebabkan erosi dan tanah longsor.
Semakin deras hujan turun maka semakin tinggi
air banjir yang menyebabkan tanah dan jalan terkikis dan dapat menjadi longsor.
E. Daerah
Rawan Bencana Banjir
F. Tindakan
Mitigasi Bencana Banjir
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa
dan kerugian akibat banjir, tindakan yang perlu dilakukan:
1.Kenali Penyebab Banjir
- Curah hujan tinggi.
- Permukaan tanah lebih rendah dibanding
permukaan air laut.
- Terletak di suatu cekungan yang
dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit.
- Banyak permukiman yang dibangun di
dataran sepanjang sungai.
- Aliran sungai tidak lancar karena
banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.
- Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu
sungai.
2. Tindakan untuk Mengurangi Dampak
Banjir
- Penataan daerah aliran sungai secara
terpadu dan sesuai fungsi lahan.
- Pembangunan sistem pemantauan dan
peringatan dini di bagian sungai yang sering menimbulkan banjir.
- Tidak membangun rumah dan permukiman
di bantaran sungai.
- Tidak membuang sampah ke dalam sungai
dan rutin mengadakan program pengerukan sungai.
- Pemasangan pompa untuk daerah yang
lebih rendah dari permukaan laut.
- Program penghijauan daerah hulu sungai
harus selalu dilaksanakan, dibarengi pengurangan aktivitas di bagian sungai
rawan banjir.
3. Yang Harus Dilakukan Sebelum Terjadi
Banjir
- Bersama aparat terkait dan pengurus
RT/RW terdekat, membersihkan lingkungan sekitar, terutama di saluran air atau
selokan, dari timbunan sampah.
- Tentukan lokasi posko banjir yang
tepat untuk mengungsi, lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut
pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait dan pengurus RT/RW.
- Bersama pengurus RT/RW, segera bentuk
tim penanggulangan banjir di tingkat warga, salah satunya mengangkat penanggung
jawab posko banjir.
- Koordinasikan melalui RT/RW, dewan
kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet, dan
pelampung guna evakuasi.
- Pastikan pula peralatan komunikasi
telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta bantuan, atau
melakukan konfirmasi.
- Simak informasi terkini melalui TV,
radio, atau peringatan tim warga tentang curah hujan dan kondisi air.
- Lengkapi diri dengan peralatan
keselamatan, antara lain radio baterai, senter, korek gas, dan lilin.
- Siapkan bahan makanan mudah saji dan
persediaan air bersih.
- Siapkan obat-obatan darurat.
- Amankan dokumen penting.
4. Yang Harus Dilakukan Saat Banjir
- Matikan aliran listrik di dalam rumah
atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena
bencana.
- Mengungsi ke daerah aman sedini
mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
- Hindari berjalan di dekat saluran air
untuk menghindari terseret arus banjir, serta segera amankan barang-barang
berharga ketempat yang lebih tinggi.
- Jika air terus meninggi, hubungi
instansi terkait.
5. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir
- Secepatnya membersihkan rumah, terutama
bagian lantai, lalu gunakan antiseptik untuk membunuh kuman.
- Cari dan siapkan air bersih untuk
menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering mewabah setelah kejadian
banjir.
- Waspadai kemungkinan binatang berbisa
atau binatang penyebar penyakit.
- Usahakan selalu waspada apabila
kemungkinan terjadi banjir susulan.
makalah geografi "analisis mitigasi bencana banjir"
A.Pengertian
bencana banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi
ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh
volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan
sehingga air keluar dari batasan alaminya. Ukuran danau atau badan air terus
berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun
banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang
dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain. Banjir juga dapat
terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di
kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang
dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat
dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang
menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah
serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus
menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air
lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
B. Jenis-Jenis Bencana Banjir
Di Indonesia,
banjir adalah sebuah bencana alam yang mudah terjadi. Hal ini karena letak
Indonesia pada daerah tropis yang memungkinkan curah hujan yang tinggi setiap
tahunnya. Banjir di Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Banjir
Bandang
Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung hanya sesaat yang yang umumnya dihasilkan dari curah hujan
berintensitas tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debit
sungai naik secara cepat. Banjir jenis ini biasa terjadi di daerah dengan
sungai yang alirannya terhambat oleh sampah.
Banjir
Hujan Ekstrim
Banjir ini biasanya terjadi hanya dalam waktu 6 jam sesudah hujan lebat mulai
turun. Biasanya banjir ini ditandai dengan banyaknya awan yang menggumpal di
angkasa serta kilat atau petir yang keras dan disertai dengan badai tropis atau
cuaca dingin. Umumnya banjir ini akibat meluapnya air hujan yang sangat deras,
khususnya bila tanah bantaran sungai rapuh dan tak mampu menahan cukup banyak
air.
Banjir
Luapan Sungai / Banjir Kiriman
Jenis banjir ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sama sekali tidak
ada tanda-tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda dataran – sebab
peristiwa alam yang memicunya telah terjadi berminggu-minggu sebelumnya. Jenis
banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama. Datangnya banjir dapat
mendadak. Banjir luapan sungai ini kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan
bisa berlangsung selama berhari- hari atau berminggu-minggu tanpa berhenti.
Banjir ini biasanya terjadi pada daerah-daerah lembah.
Banjir
Pantai (ROB)
Banjir yang disebabkan angin puyuh laut atau taifun dan gelombang pasang air
laut. Banjir ini terjadi karena air dari laut meresap ke daratan di dekat
pantai dan mengalir ke daerah pemukiman atau karena pasang surut air laut.
Banjir ini biasanya terjadi di daerah pemukiman yang dekat dengan pantai.
Contoh daerah yang biasanya terkena ROB adalah Semarang.
Banjir
Hulu
Banjir yang terjadi di wilayah sempit, kecepatan air tinggi, dan berlangsung
cepat dan jumlah air sedikit. Banjir ini biasanya terjadi di pemukiman dekat
hulu sungai. Terjadinya banjir ini biasanya karena tingginya debit air yang
mengalir, sehingga alirannya sangat deras dan bisa berdampak destruktif.
C.Faktor
Penyebab Bencana Banjir
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan
aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja,
ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi
dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang
lebih rendah melalui saluran-saluran atau sungai-sungai dalam bentuk aliran
permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan
sebagiannya lagi akan menguap ke udara (evapotranspirasi). Ada dua faktor
perubahan kenapa banjir terjadi : Pertama ,perubahan lingkungan dimana
didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan
perubahan tata ruang. Dan kedua adalah perubahan dari masyarakat itu sendiri.
Berikut merupakan penyebab banjir :
Ilegal Loging
(Penebangan hutan liar)
Menurut
Yuwono (2005) pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan
meningkatkan laju erosi sebesar 10%, 60% dan 90%. Akibat dari erosi ini tanah
menjadi padat, proses infiltrasi terganggu, banyak lapisan atas tanah yang
hilang dan terangkut ke tempat-tempat yang lebih rendah, tanah yang hilang dan
terangkut inilah yang menjadi sedimentasi yang dapat mendangkalkan waduk2,
bendungan2 dan sungai2. setelah terjadi seperti itu, kapasitas daya tampung
dari saluran irigasi tersebut menjadi lebih kecil yang akhirnya dapat
menyebabkan banjir walaupun dalam kondisi curah hujan normal. Menurut Priatna
(2001) kerusakan tanah akibat terjadinya erosi dapat menyebabkan bahaya banjir
pada musim hujan, pendangkalan sungai atau waduk2 serta makin meluasnya
lahan-lahan kritis.
Bertumpuknya
sampah pada saluran air
Perilaku masyaakat yang satu ini memang sudah menjadi kebiasaan
yang susah di hilangkan, karena masyarakat memang sudah terbiasa untuk membuang
sampah di sungai ataupun selokan akibat tidak adanya lahan untuk membuang
sampah, penuhnya tempat penampungan sampah akibat banyaknya volume sampah yang
dihasilkan masyarakat ataupun kemalasan masyarakat untuk membuangnya di tempat
penampungan sampah hal inilah yang membuat warga menjadi terbiasa membuang
sampah pada saluran air yang membuat, saluran air menjadi terbuntu oleh sampah
dan berakibat meluapnya air yang seharusnya melewati saluran air menjadi meluap
akibat tidak bisa melewati saluran air tersebut yang membuat daratan sekitarnya
menjadi tergenang air.
Kurangnya
kesadaran masyarakat untuk melakukan reboisasi pada daerah / hutan yang baru di
tebangi.
Pemanfaatan kayu hutan untuk dijadikan bahan baku produksi membuat
manusia melakukan penebangan hutan, namun tidak semua penebang hutan melakukan
penebangan hutan dengan sistem tebang pilih, hal inilah yang membuat
hutan-hutan menjadi gundul dan tidak ada lagi resapan untuk air hujan yang
nantinya turun ke bumi, dan jika tidak ada lagi resapan itu maka air hujan
dengan volume banyak akan menjadikan air tersebut mneggenangi daratan dan menjadi banjir.
Tidak adanya
lagi tanah resapan
Ketidadaan tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya
meresapnya dikala hujan turun ke bumi, membuat tidak ada lagi lahan hijau
sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi
tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami
yang kemudian menyebabkan banjir.
Curah hujan yang tinggi
Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir.
Perubahan iklim menyebabkan pola hujan berubah dimana saat ini hujan yang
terjadi mempunyai waktu yang pendek tetapi intensitasnya tinggi. Akibat keadaan
ini saluran-saluran yang ada tidak mampu lagi menampung besarnya aliran
permukaan dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan.
Adanya Global warming
Akibat
global warming / pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola
iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau
sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah.
Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari tahun 1900 sampai tahun
1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F dihasilkan bahwa telah
terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon, Branti, Kotaraja,
Padang, Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak (Slamet dan Berliana, 2006).
Berdasarkan kajian LAPAN (2006) banjir yang terjadi di Jakarta Januari tahun
2002, Juni 2004 dan Februari 2007 bertepatan dengan fenomena La Nina dan MJO
(Madden-Julian oscillation), kedua fenomena ini menyebabkan terjadinya peningkatan
curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut
bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir, tp juga di
sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan penyempitan saluran drainase
(sungai).
Perubahan penggunaan lahan
penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan,
ladang dll sedangkan tutupan lahan itu vegetasi yang tumbuh di atas permukaan
bumi menyebabkan semakin tingginya aliran permukaan. Aliran permukaan terjadi
apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah. Menurut Castro
(1959) tingkat aliran permukaan pada hutan adalah 2.5%, tanaman kopi 3%, rumput
18% sedangkan tanah kosong sekitar 60%. Sedangkan berdasarkan penelitian
Onrizal (2005) di DAS Ciwulan, penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan
aliran permukaan sebesar 624 mm/th. Itu baru perhitungan yg di lakukan pada
daerah hutan yg ditebang dimana masih ada tanah yang bisa meresapkan air. Hasil
penelitian Fakhrudin (2003) dalam Yuwono (2005) menunjukkan bahwa perubahan
penggunaan lahan di DAS Ciliwung tahun 1990-1996 akan meningkatkan debit puncak
dari 280 m3/det menjadi 383 m3/det, dan juga meningkatkan persentase hujan
menjadi direct run-off dari 53 % menjadi 63 %. Dalam makalah yang sama Yuwono
(2005) juga mengungkapkan pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan
0% akan menaikkan puncak banjir berturut-turut 12,7%, 58,7% dan 90,4%.
D.Dampak
Dari Bencana Banjir
Bencana banjir tidak dapat dihindari bila musim hujan
berkepanjangan telah melanda. Banyak dampak yang menyebabkan kerusakan dan
dapat merugikan banyak orang bila terkena musibah banjir. Oleh karena itu
perlindungan jiwa pun diperlukan bagi yang tinggal di pemukiman rawan banjir.
Berikut dampak-dampak terhadap lingkungan karena banjir :
Banjir dapat
merusak sarana dan prasarana umum
karena banjir dapat merusak bahkan
menghancurkan rumah, gedung, mobil atau angkutan umum.
Banjir dapat
melumpuhkan jalur transportasi darat.
Bila bencana
banjir datang banyak jalanan yang lumpuh dan tidak bisa dilewati oleh semua
jenis kendaraan, baik itu mobil maupun motor. Karena genangan air yang cukup
tinggi sehingga membuat motor atau mobil tidak mampu melewati daerah tersebut
dan menyebabkan jalanan tersebut lumpuh dan macet total. Selain mobil dan
motor, lalu lintas kereta api pun jadi terhambat akibat banjir.
Banjir dapat
merusak dan menghilangkan harta benda dan jiwa.
Banyak yang
kehilangan harta benda bila benca banjir datang, dan juga kehilangan berbagai
macam peralatan rumah karena banjir yang memasuki rumah terutama benda elektronik.
Yang paling berharga apabila bencana banjir ini sampai merenggut korban jiwa.
Banjir mengganggu
aktivitas sehari-hari
seperti kegiatan bekerja dan sekolah. Bencana
banjir membuat semua orang kehilangan kegiatan karena banyak sekolah yang
terkena banjir dan jalur transportasi lumpuh yang menyebabkan banyak orang
tidak dapat berangkat kekantor.
Banjir dapat
menyebabkan pemadaman listrik.
Jika bencana banjir melanda suatu tempat, maka
tempat tersebut akan terkena pemadaman listrik untuk mencegah terjadinya
musibah lain seperti listrik kornslet. Dengan tidak adanya listrik akan membuat
aktifitas terhenti.
Banjir dapat
mencemari lingkungan sekitar.
Luapan air banjir dapat membuat lingkungan
menjadi kotor akibat sampah-sampah yang menumpuk atau sampah yang tergenang
akibat banjir tersebut.
Banjir dapat
menyebabkan erosi dan tanah longsor.
Semakin deras hujan turun maka semakin tinggi
air banjir yang menyebabkan tanah dan jalan terkikis dan dapat menjadi longsor.
E. Daerah
Rawan Bencana Banjir
F. Tindakan
Mitigasi Bencana Banjir
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa
dan kerugian akibat banjir, tindakan yang perlu dilakukan:
1.Kenali Penyebab Banjir
- Curah hujan tinggi.
- Permukaan tanah lebih rendah dibanding
permukaan air laut.
- Terletak di suatu cekungan yang
dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit.
- Banyak permukiman yang dibangun di
dataran sepanjang sungai.
- Aliran sungai tidak lancar karena
banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.
- Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu
sungai.
2. Tindakan untuk Mengurangi Dampak
Banjir
- Penataan daerah aliran sungai secara
terpadu dan sesuai fungsi lahan.
- Pembangunan sistem pemantauan dan
peringatan dini di bagian sungai yang sering menimbulkan banjir.
- Tidak membangun rumah dan permukiman
di bantaran sungai.
- Tidak membuang sampah ke dalam sungai
dan rutin mengadakan program pengerukan sungai.
- Pemasangan pompa untuk daerah yang
lebih rendah dari permukaan laut.
- Program penghijauan daerah hulu sungai
harus selalu dilaksanakan, dibarengi pengurangan aktivitas di bagian sungai
rawan banjir.
3. Yang Harus Dilakukan Sebelum Terjadi
Banjir
- Bersama aparat terkait dan pengurus
RT/RW terdekat, membersihkan lingkungan sekitar, terutama di saluran air atau
selokan, dari timbunan sampah.
- Tentukan lokasi posko banjir yang
tepat untuk mengungsi, lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut
pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait dan pengurus RT/RW.
- Bersama pengurus RT/RW, segera bentuk
tim penanggulangan banjir di tingkat warga, salah satunya mengangkat penanggung
jawab posko banjir.
- Koordinasikan melalui RT/RW, dewan
kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet, dan
pelampung guna evakuasi.
- Pastikan pula peralatan komunikasi
telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta bantuan, atau
melakukan konfirmasi.
- Simak informasi terkini melalui TV,
radio, atau peringatan tim warga tentang curah hujan dan kondisi air.
- Lengkapi diri dengan peralatan
keselamatan, antara lain radio baterai, senter, korek gas, dan lilin.
- Siapkan bahan makanan mudah saji dan
persediaan air bersih.
- Siapkan obat-obatan darurat.
- Amankan dokumen penting.
4. Yang Harus Dilakukan Saat Banjir
- Matikan aliran listrik di dalam rumah
atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena
bencana.
- Mengungsi ke daerah aman sedini
mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
- Hindari berjalan di dekat saluran air
untuk menghindari terseret arus banjir, serta segera amankan barang-barang
berharga ketempat yang lebih tinggi.
- Jika air terus meninggi, hubungi
instansi terkait.
5. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir
- Secepatnya membersihkan rumah, terutama
bagian lantai, lalu gunakan antiseptik untuk membunuh kuman.
- Cari dan siapkan air bersih untuk
menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering mewabah setelah kejadian
banjir.
- Waspadai kemungkinan binatang berbisa
atau binatang penyebar penyakit.
- Usahakan selalu waspada apabila
kemungkinan terjadi banjir susulan.